Jumat, 09 Januari 2009

CDI Racing, Seperti Apa Sih?

Memang ada fenomena menarik, bangsa kita tengah berkembang pesat dalam teknologi sepeda motor terutama di trek balap di antaranya CDI. Tak kalah kualitasnya dengan produk luar negeriFree Image Hosting at www.ImageShack.us yang harganya selangit. Malah karena diriset di dalam negeri, produk tersebut sesuai dengan mesin malah melesat lebih kencang ketimbang produk luar negeri. Acap rekan bikers membanggakan motornya dilengkapi dengan CDI racing yang dijual di toko perlengkapan motor dengan berbagai brand lokal yang memang telah terbukti di kancah road race sebut saja Rextor, BRT, XP, dan lainnya. Namun ada pula rekan yang mengeluhkan motornya malah tambah bolot setelah diberi CDI yang baginya adalah racing. Di tempat lain, ada rekan yang menganggap CDI lawas yang tanpa limiter rpm adalah CDI racing. Nah lho?

Definisi CDI racing menjadi rancu karena pemahaman terhadap fungsi CDI itu sendiri. Sebenarnya fungsi dari CDI adalah mengatur timing pengapian dari proses pembakaran campuran bahan bakar - udara dari suatu mesin. Setiap mesin memilki karakter yang berbeda, sehingga membutuhkan timing pengapian yang berbeda pula. Hal ini didasari oleh konstruksi dari suatu mesin itu sendiri. Singkatnya, tidak ada satu timing pengapian yang bisa diaplikasikan ke semua motor atau mesin.
Menurut Nuval dari produsen CDI Rextor mengatakan timing pengapian CDI standar sudah disesuaikan dengan kondisi mesin standard dan biasanya dilengkapi dengan Rev limiter untuk membatasi putaran mesinnya tidak terlalu tinggi sehingga memperpanjang umur komponen mesin (mesin tidak dipaksa bekerja terlalu ekstrem).

Sementara itu, Tomy Huang selaku pemilik brand IC BRT yang dihubungi secara terpisah mengatakan CDI standar didesain bukan untuk performa optimal namun dirancang untuk uji emisi yang harus euro 2. Jadi pada dasarnya dengan Free Image Hosting at www.ImageShack.uscampuran bahan bakar 14.7:1 (lambda mendekati 1); hal ini timing pengapian harus di sesuaikan maka dari itu diciptakanlah CDI standard.
Sedangkan yang disebut orang awam “CDI Racing” adalah CDI yang tanpa Rev limiter. Pemahaman ini tidak salah, namun kurang lengkap sebenarnya. Setiap mesin memiliki karakter yang berbeda meskipun untuk tipe motor yang sama. Jadi ada faktor lain selain dari Rev limiter yang membedakan dari CDI standar dengan “CDI racing” yaitu timing pengapian dan kemampuannya. Yang dimaksud kemampuan disini adalah : fitur yang terdapat di dalam CDI yang mendukung performa suatu mesin, misalnya adalah timing pengapian yang dapat disesuaikan (programmable) dengan setiap perubahan yang terjadi dari suatu mesin.

Sebagai gambaran, suatu mesin dikatakan “racing” apabila terjadi perubahan : camshaft, karburator,
knalpot, bahan bakar, bore up dan system pengapiannya. Sehingga performanya lebih tinggi dari kondisi standarnya. Jadi motor tidak bisa serta merta dikatakan racing atau versi balap jika dilakukan pengubahan pada CDI nya saja.

Tomy Huang menyarankan bila memang penggunaannya harian jangan mempergunakan CDI Racing, karena memang tidak sesuai peruntukannya. Apalagi edan aja pakai motor balap pakai CDI harian. Capek deh…
Bila ada kesesuaian antara CDI dengan engine akan didapat performa akan meningkat dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit. Bapak yang berkaca mata minus ini memiliki banyak data sFree Image Hosting at www.ImageShack.usepedamotor yang diuji di Dyno Test di laboratorium di Cibinong. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat BRT menciptakan CDI sesuai kebutuhan bikers itu sendiri. CDI hyperband yang memang dirancang untuk penggunaan harian begitu pula dual band versi standar-tune up. Sedangkan CDI lainnya dualband tipe tune up-racing dan racing-kompetisi memang didedikasikan untuk balap. Begitu pula click 16 kurva plus inovasi BRT, CDI I Max yang diprogram melalui remote.

So.. sudah clear kan pengertian CDI racing sebenarnya?
Yuk pakai sesuai dengan kebutuhan !

Tidak ada komentar: